Komisi V Kawal Efisiensi Logistik dan Perbaikan Irigasi

Komisi V Kawal Efisiensi Logistik dan Perbaikan Irigasi

Fajarasia.id  — Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Andi Iwan Darmawan Aras, menegaskan komitmen parlemen dalam memperkuat ketahanan pangan nasional melalui pembangunan infrastruktur strategis yang mendukung langsung aktivitas pertanian. Ia menyebut efisiensi logistik dan optimalisasi sistem irigasi sebagai dua elemen kunci dalam meningkatkan kesejahteraan petani.

“Komisi V bersama mitra kerja seperti Kementerian PUPR fokus pada perbaikan infrastruktur yang berdampak langsung terhadap produksi dan distribusi hasil pertanian,” ujar Iwan saat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.

Politikus Partai Gerindra itu menyoroti tingginya biaya logistik sebagai salah satu penyebab harga pangan yang tidak stabil. Ia menyebut bahwa kondisi jalan yang rusak atau belum terhubung dengan baik menyebabkan ongkos angkut melonjak, sehingga petani dan konsumen sama-sama dirugikan.

“Peningkatan jalan desa dan jalan usaha tani menjadi prioritas kami. Infrastruktur yang baik akan menurunkan biaya transportasi dan meningkatkan nilai jual hasil panen,” tegasnya.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2025 menunjukkan bahwa biaya logistik sektor pertanian Indonesia masih mencapai 29 persen dari total biaya produksi, jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata negara ASEAN yang berkisar antara 19 hingga 21 persen. Sementara itu, Kementerian PUPR mencatat sekitar 34 persen jalan daerah masih dalam kondisi rusak ringan hingga berat, terutama di wilayah penghasil komoditas pangan.

Iwan juga menyoroti pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2023 tentang Percepatan Peningkatan Konektivitas Jalan Daerah. Program ini telah berjalan dalam tiga tahap dan ditargetkan memperbaiki lebih dari 10.000 kilometer jalan dalam dua tahun ke depan.

“Program Inpres Jalan Daerah akan terus berlanjut. Keberhasilannya sangat bergantung pada sinergi antara pemerintah pusat dan daerah,” ujarnya.

Ia mengimbau pemerintah daerah agar lebih aktif dalam memenuhi persyaratan administratif dan teknis agar dapat mengakses program tersebut. Menurutnya, banyak usulan yang tertunda karena kelengkapan dokumen belum terpenuhi.

Selain jalan, Iwan juga menekankan pentingnya revitalisasi sistem irigasi. Komisi V DPR saat ini mendorong Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR untuk memperbaiki jaringan irigasi dari tingkat utama hingga saluran tersier.

“Sekitar 30 persen dari 7,2 juta hektare lahan irigasi mengalami kerusakan. Ini berpotensi menurunkan produksi padi hingga 1,5 juta ton per tahun. Maka, perbaikan irigasi harus menjadi prioritas nasional,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur bukan sekadar proyek fisik, melainkan instrumen sosial-ekonomi yang berdampak langsung pada kehidupan petani. Jalan yang dibangun harus menghubungkan area produksi dengan pasar, dan irigasi harus benar-benar mengairi lahan pertanian rakyat.

“Ketahanan pangan hanya bisa dicapai jika pembangunan infrastruktur terintegrasi dengan kebutuhan sektor pertanian,” tambahnya.

Menurut laporan Indeks Ketahanan Pangan Nasional 2025, wilayah yang mendapat dukungan infrastruktur menunjukkan peningkatan produktivitas hingga 15 persen. Sumatera Selatan menjadi salah satu contoh, dengan produksi gabah mencapai 5,8 juta ton GKG, naik 8,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Menutup pernyataannya, Iwan berharap program perbaikan jalan dan irigasi yang tengah berjalan dapat memberikan dampak nyata bagi petani. “Tujuan utama kami adalah kemakmuran petani. Ketika infrastruktur mendukung, hasil panen meningkat, biaya turun, dan harga stabil. Itulah yang sedang kami perjuangkan,” pungkasnya.****

Pos terkait