– Ketua Umum DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Tantan Taufiq Lubis, menyampaikan penolakan terhadap rencana kehadiran atlet senam asal Israel dalam ajang olahraga internasional yang akan digelar di Jakarta. Menurutnya, langkah tersebut bertentangan dengan semangat Konferensi Asia-Afrika (KAA) 1955 yang menolak segala bentuk kolonialisme.
“KNPI menolak kehadiran atlet Israel karena bertentangan dengan amanat KAA 1955. Hingga kini, Israel masih melakukan penjajahan terhadap Palestina, dan kehadiran mereka di Indonesia mencederai semangat solidaritas Asia-Afrika,” ujar Tantan dalam keterangan pers, Kamis (9/10).
Sebagai pendiri Asian African Youth Government (AAYG), Tantan mengajak seluruh elemen bangsa untuk tetap berpegang pada prinsip politik luar negeri yang bebas aktif, berpihak pada kemanusiaan dan keadilan, serta sejalan dengan konstitusi, khususnya Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 yang menegaskan bahwa penjajahan harus dihapuskan.
“Indonesia punya tanggung jawab moral sebagai tuan rumah KAA 1955 untuk terus mendukung perjuangan rakyat Palestina. Penolakan terhadap atlet Israel adalah bentuk komitmen terhadap nilai-nilai tersebut,” tambahnya.
Tantan juga menilai bahwa sikap tegas pemerintah akan membawa sejumlah manfaat strategis. Pertama, memperkuat posisi Indonesia dalam mendukung negara-negara yang masih berjuang untuk kemerdekaan. Kedua, menjaga warisan KAA sebagai simbol perjuangan antikolonialisme. Ketiga, mendapatkan dukungan luas dari masyarakat dan negara-negara mayoritas Muslim.
“Menolak kehadiran Israel bukan hanya soal politik, tapi soal prinsip kemanusiaan dan solidaritas global,” tegasnya.
KNPI pun mendesak agar Kementerian Imigrasi, Kemenpora, dan Kementerian Luar Negeri bersikap tegas dan konsisten dalam menindaklanjuti isu ini. Tantan menyampaikan hal tersebut didampingi Sekretaris Jenderal Ahmad Fauzan dan Bendahara Umum Pam Riadi.