Fajarasia.id – Pemerintah menekankan pentingnya transformasi pertambangan berkelanjutan. Namun, dengan tetap memperhatikan penguatan perlindungan terhadap lingkungan dan kebermanfaatan yang lebih besar bagi masyarakat lokal.
Hai ini terungkap dalam “International Workshop on Downstream Mining with Value Added and Critical Mineral Resources Indonesia-Africa, Rabu (3/9/2024). Workshop ini digelar Kemenlu dan menko Marves bersama Asosiasi sektor pertambangan Afrika di sela-sela Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2, di Nusa Dua, Bali.
Direktur Pasifik dan Oseania Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Adi Dzulfuat, menegaskan bahwa dampak negatif dari pertambangan terhadap lingkungan harus ditekan seminimal mungkin. “Serta optimalisasi nilai dari pertambangan itu sendiri,” katamya.
Saat ini, Indonesia berkomitmen untuk mengimplementasikan hilirisasi tambang dengan nilai tambah untuk komoditas yang bernilai ekonomi tinggi. “Hal ini dapat diterapkan dengan prinsip yang sama di negara-negara Afrika,” kata Asisten Deputi Keamanan dan Ketahanan Maritim Kemenko Marves, Adriani Kusumawardani.
“Proses hilirisasi tambang bernilai tambah untuk critical mineral sangat menguntungkan Indonesia. Ini sangat bisa diterapkan di negara-negara Afrika yang berlimpah tambangnya,” ujar Adriani.
Sekretaris Ditjen Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Dr. Siti Sumilah Rita Susilawati menyebut peran pemerintah dalam menyusun berbagai regulasi dan strategi hilirisasi mineral. Ini untuk meningkatkan nilai tambah serta strategi untuk menarik investasi di sektor pertambangan mineral di Indonesia.****