Fajarasia.id – Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengharapkan, umat Islam ASEAN dan dunia meraih kembali predikat Khaira Ummah atau umat terbaik. Hal itu dikatakan Wapres saat membuka Konferensi Islam ASEAN ke-2 di Nusa Dua, Bali, Kamis (22/12/2022).
“Semoga konferensi ini melimpahkan berkah dan maslahat untuk bangsa, negara, dan masyarakat Islam di Indonesia dan di wilayah ASEAN. Yang utama yaitu bagaimana kita membangun kembali agar umat Islam meraih kembali predikat khaira ummah,” kata Wapres.
“Seperti yang pernah dimiliki atau diperoleh oleh umat pada masa awal di bawah pimpinan Rasulullah SAW,” ucapnya.
Khairu Ummah sendiri merujuk pada umat Islam yang melaksanakan kebaikan (amar ma’ruf) dan menghindari kemungkaran (nahi munkar). Seperti yang dilakukan umat muslim Indonesia, baik yang diaktualisasikan secara individu, komunitas maupun dalam wadah institusi.
“Salah satu contohnya adalah melalui kontribusi nyata di dalam mendukung upaya pemerintah meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Kontribusi umat bisa diaktualisasikan, baik secara individu, komunitas, maupun melalui wadah institusi,” ucapnya.
Namun, dalam praktiknya melaksanakan kebaikan dan menghindari kemungkaran, harus berjalan seiring dengan kadar yang adil dan atau moderat atau melalui cara-cara yang wasathiyah (moderat). Yaitu, sesuai dengan prinsip Islam.
“Hal ini sesuai dengan prinsip Islam, bahwa yang terbaik adalah yang seimbang, yang tengah-tengah, atau yang wasathan, dan segala yang berlebihan akan berujung pada ketidakbaikan, bahkan menyebabkan kehancuran, la tafrithiyan wa la ifrathiyan,” kata Wapres.
Secara khusus Wapres mengharapkan konferensi yang dihelat bekerjasama dengan Arab Saudi itu, akan meningkatkan prospek serta kerja sama kedua kawasan. Utamanya di bidang pendidikan, riset guna mengakselerasi tercapainya generasi unggul, berdaya saing, dan berakhlak mulia.
Pada kesempatan yang sama Menteri Urusan Islam, Dakwah, dan Penyuluhan Arab Saudi Abdullatif bin Abdul Aziz Al-Syaikh memuji, kehidupan beragama di Indonesia. Menurutnya, meski mayoritas, namun umat muslim Indonesia bisa hidup berdampingan dengan agama lain.
Ia mencontohkan, harmonisasi kehidupan beragama yang dicontohkan langsung di Bali, sebagai lokasi pelaksanaan Konferensi Islam ASEAN ke-2.
“Di Indonesia dimana di dalamnya ada ratusan juta umat islam, khususnya di Provinsi Bali di dalamnya sangat dimudahkan sekali untuk urusan pertemuan antara kita semua. Maksud saya adalah saudara sesama manusia, mereka adalah saudara kita juga,” kata Abdullatif.****