Fajarasia.id – Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Karding masih berupaya membebaskan eks-angggota DPRD Indramayu, Rabiin beserta tiga rekannya. Pasalnya, mereka dikabarkan disekap dan disiksa oleh kelompok etnis bersenjata di Myanmar.
“Kami bersama pemerintah, terutama dengan Kementerian Luar Negeri terus berusaha semaksimal mungkin. Tentu cara penyelesaiannya enggak perlu kami laporkan kepada publik,” ujar Karding di Bandara Soetta, Jumat (24/1/2025).
Menurut Karding, biarkan pihaknya melakukan diplomasi dengan segala usaha, dengan sumber daya yang dimikiki diluar negeri. Baik itu Kementerian Luar Negeri, baik itu Atase, baik itu Atase Pertahan Hukum serta Atase Kepolisian.
“Semua kita minta tolong untuk melakukan upaya-upaya diplomasi dan upaya-upaya lain yang memungkinkan agar mereka bebas. Bukan hanya Pak Rabiin, kalau bisa semuanya,” kata Karding.
Terlait kesulitannya, sanbung Karding, karena mereka ditahan oleh kelompok etnis bersenjata menguasai satu wilayah yang beda dengan pemerintah. “Dan mereka disana memang diniatkan untuk jadi budak modern, kerjanya agak disiksa, melebihi jam kerja,” ujarnya.
Disinggung apakah ada permintaan tebusan dari kelompok penyandra? Karding mengiyakan. “Iya, pasti di semua penyandraan pasti ada tebusan, itu yang enggak bisa kita sebutkan ke publik ya, tolong dipahami,” ucap Karding.
Diketahui, Menteri P2MI, Abdul Kadir Karding bersama Kementerian Luar Negeri berjanji membebaskan Rabiin dan rekannya pekan depan. Mantan anggota DPRD Indramayu itu membuat video viral yang menyatakan disekap dan disiksa di Myanmar.
“Saya bilang ya, itu tadi kita usahakan seminggu ini sudah ‘clear’. Mudah-mudahan bisa pulang, tapi kalau misalnya, nanti kita tidak punya kemampuan untuk itu, semua kita akan sampaikan lagi itu,” ujarnya, Sabtu (18/1/2025).
Karding membeberkan berdasarkan pengakuan rekan Rabiin yang tiba hari ini ke Tanah Air, mereka ini masuk ke Myanmar lewat jaringan Facebook. Dimana dijanjikan salah satu diantara mereka menjadi manager gudang.
“Ternyata setelah sampai di Myanmar, perbatasan dengan Thailand langsung digelandang diborgol. Mereka sudah dua tahun, disiksa dan disekap,” kata Karding.****