DPR Sebut Kasus Penganiayaan Mario Dandy Bukti Kegagalan Revolusi Mental

DPR Sebut Kasus Penganiayaan Mario Dandy Bukti Kegagalan Revolusi Mental

Fajarasia.id – Anggota Komisi X DPR RI Fraksi PKS Fahmy Alaydroes menilai kasus penganiayaan keji yang dilakukan anak pejabat Ditjen Pajak bukti gagalnya pemerintah membangun sumber daya manusia (SDM) yang berkarakter dan beradab.

Apalagi, Mario Dandy Satrio anak dari mantan Pejabat Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Rafael Alun Trisambodo yang kini menjadi tersangka penganiayaan itu dikenal hidup dengan gaya hedon dan pamer harta.

“Ini menunjukan kegagalan Revolusi Mental karena Mario adalah anak Pejabat Pajak yang memiliki gaya hidup hedon, pamer mobil mewah, tapi belum bayar pajak,” kata Fahmy dalam keterangannya, Jakarta, Selasa (7/3).

Politikus PKS juga menyinggung beberapa kejadian memalukan yang melibatkan oknum-oknum aparat dan pejabat di masa pemerintahan sekarang. Perilaku itu dinilai bertolak belakang dengan jargon revolusi mental yang digaungkan pemerintah.

“Kebijakan revolusi mental yang didengungkan Presiden Jokowi tampak semakin kosong dan tak bermakna,” ucap dia.

Alih-alih bermoral dan bermental baik, kata Fahmy, aparat dan pejabat justru banyak yang berperilaku seakan mengidap krisis moral. Mulai dari korupsi hingga oknum aparat yang terlibat dalam pelanggaran dan penyelewengan hukum.

Menurut dia, kegagalan kebijakan revolusi mental ini mirip dengan Profil Pelajar Pancasila yang digagas Kemendikbudristek.

“Di kalangan pelajar, juga banyak terjadi kasus-kasus amoral bahkan kriminal yang bertolak belakang dengan profil dan karakter Pelajar Pancasila,” ujar dia.

Menurut Fahmy, maraknya tindakan kekerasan, pemerkosaan, pergaulan bebas, tawuran antarpelajar, dan remaja geng motor menunjukkan adanya krisis moral yang terjadi pada pelajar Indonesia.

Atas dasar itu, dia berharap agar pemerintah dapat mengejawantahkan jargon revolusi mental sekaligus program Profil Pelajar Pancasila secara lebih konkret dalam kurun waktu jabatan yang tersisa.

“Masih ada waktu untuk mengefektifkan pencapaian Profil Pelajar Pancasila kepada pelajar-pelajar kita. Kita berharap, pemerintah mampu meninggalkan legacy yang baik, khususnya dalam hal perbaikan mental dan moral bagi bangsa kita ke depan,” tegas Fahmy.****

Pos terkait