Fajarasia.id – PT Bank DBS Indonesia mencetak laba bersih Rp1,69 triliun di tahun 2023, melonjak 87,83 persen secara tahunan (yoy) dari Rp899,65 miliar di tahun 2022.
Presiden Direktur PT Bank DBS Indonesia Lim Chu Chong mengatakan, Bank DBS Indonesia berhasil meningkatkan efisiensi perusahaan dan volume bisnis secara keseluruhan meskipun tahun 2023 dipenuhi tantangan mulai dari faktor geopolitik hingga kebijakan finansial.
“Hal ini ditunjang oleh pengambilan langkah-langkah strategis yang tepat untuk mengembangkan berbagai produk dan layanan serta mencerminkan keputusan investasi strategis bank dan responsivitas terhadap dinamika pasar,” kata Lim dalam keterangannya di Jakarta, Rabu(27/3/2024).
Dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, Lim menambahkan bahwa DBS Indonesia berkomitmen untuk menjaga kesehatan likuiditasnya termasuk memantau arah dan proyeksi kebijakan suku bunga.
Perseroan mencatat adanya kinerja keuangan yang kuat dari DBS Indonesia serta manajemen aset dan modal yang efisien sepanjang tahun 2023, ditunjukkan dari peningkatan return on equity (ROE) menjadi 15,94 persen dari 9,94 persen di tahun 2022 serta return on assets (ROA) menjadi 2,06 persen dari 1,21 persen di tahun sebelumnya.
Pendapatan bunga bersih DBS Indonesia meningkat 21,74 persen menjadi Rp5,06 triliun, sejalan dengan peningkatan net interest margin (NIM) sebesar 79 basis poin menjadi 6,02 persen dibandingkan tahun 2022 sebesar 5,23 persen.
Pendapatan operasional lainnya juga mengalami kenaikan sebesar 54,79 persen pada tahun 2023, mencapai Rp1,76 triliun dibandingkan dengan Rp1,14 triliun pada tahun sebelumnya.
Menurut perseroan, pertumbuhan pendapatan operasional terutama didorong oleh kenaikan pendapatan dari aktivitas investasi efek dan obligasi pemerintah, yang meningkat menjadi Rp1 triliun di tahun 2023.
Sementara dari sisi aset, DBS Indonesia mencatatkan total aset sebesar Rp112,97 triliun atau naik signifikan sebesar 13,79 persen dibanding tahun 2022.
Pertumbuhan aset terutama didorong oleh peningkatan obligasi pemerintah yang dimiliki sebesar 82,15 persen menjadi Rp27,56 triliun serta peningkatan pinjaman yang diberikan sebesar 14,98 persen menjadi Rp63,44 triliun di tahun 2023.
Simpanan nasabah (DPK) DBS Indonesia juga tercatat melonjak menjadi Rp84,27 triliun di tahun 2023. Angka tersebut naik sebesar 16,64 persen, dari yang sebelumnya Rp72,25 triliun di tahun 2022.
Perseroan mencatat pertumbuhan kredit yang baik di tahun 2023, baik segmen korporasi maupun ritel. Kredit korporasi DBS Indonesia ditopang oleh kredit berbasis keberlanjutan dengan total Rp6,10 triliun atau naik dari Rp1,12 triliun di tahun 2022.
Sementara untuk segmen ritel, kredit unit consumer banking group (CBG) memberikan kontribusi sebesar 18 persen terhadap total penyaluran kredit serta 47 persen terhadap total penghimpunan dana DBS Indonesia. Kredit unit CBG ini tercatat meningkat sebesar 24 persen dari tahun 2022.
Perseroan juga menyampaikan bahwa kinerja positif DBS Indonesia telah memberikan pertumbuhan modal organik yang sehat. Hal ini ditunjukkan dari peningkatan capital adequacy ratio (CAR) menjadi 25,16 persen dari tahun lalu yang hanya sebesar 23,58 persen.
Pencapaian tersebut, catat perseroan, jauh di atas ketentuan minimum sesuai profil risiko DBS Indonesia, yaitu sebesar sebesar 10 persen di samping buffer yang wajib disediakan sebesar 2,5 persen.***