Kemenag Akan Desain Ulang 3 Hal untuk Antisipasi Munculnya Persoalan Ibadah Haji Tahun Depan

Kemenag Akan Desain Ulang 3 Hal untuk Antisipasi Munculnya Persoalan Ibadah Haji Tahun Depan

Fajarasia.id – Kementerian Agama (Kemenag) bakal mendesain ulang tiga hal yang terkait dengan penyelenggaraan ibadah haji untuk tahun depan.

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag, Hilman Latief mengaku tengah mengkaji hal tersebut.

Ia pun telah mempelajari banyak hal teknis untuk mendesain ulang skenario penyelenggaraan haji tahun depan agar lebih baik.

“Kami mempelajari banyak hal terkait skenario untuk penataan dan perbaikan penyelenggaraan haji tahun-tahun berikutnya,” kata Hilman dikutip dari siaran pers Kementerian Agama, Jumat (21/7/2023).

Hilman menuturkan, hal pertama yang akan didesain ulang adalah mekanisme keberangkatan dan kepulangan jemaah.

Keberangkatan dan kepulangan jemaah sangat erat kaitannya dengan pengaturan jadwal penerbangan pesawat.

“Soal kepulangan dan keberangkatan, saat ini tim kami sedang mereka-reka jadwal pesawat dan ritmenya, mau bagaimana? Landai di awal, tinggi di tengah, landai di belakang, rata, ataukah naik turun itu ritmenya? Sedang kita pelajari,” ucap Hilman.

Kedua, durasi waktu jemaah tinggal di Mekkah dan Madinah.

Terkait hal ini, ia mendapat amanah khusus dari Menteri Agama (Menag) Yaqut Chalil Qoumas, untuk melakukan kajian ulang.

Yaqut berharap jangka waktu tinggal jemaah di Arab Saudi bisa diperpendek dengan tetap mempertimbangkan regulasi yang berlaku di Saudi.

“Sebagaimana amanah dari Bapak Menag, kami Ditjen PHU, diminta mendesain ulang tentang lama masa tinggal jemaah di Madinah dan di Mekkah. Syukur-syukur bisa diperpendek. Tapi semua itu tergantung dengan regulasi yang ada di Saudi Arabia,” tutur dia.
Ketiga, pelayanan jemaah di masa puncak haji atau Armina (Arafah, Muzdalifah, dan Mina) yang harus menjadi lebih baik sebagai pelayanan pokok.

Untuk mewujudkannya, pihaknya akan membentuk tim khusus dan akan terus berkomunikasi dengan pemerintah Arab Saudi.

“Kita juga mengomunikasikan hal ini dengan pemerintah Saudi Arabia, karena apa pun yang kita lakukan nanti terkait dengan regulasi yang dikeluarkan pemerintah Arab Saudi,” jelas Hilman.

Sebelumnya sempat terjadi persoalan dalam penyelenggaraan ibadah haji, terutama saat di Armina.

Beberapa di antaranya, yakni posisi maktab jemaah haji Indonesia yang selalu jauh dari lokasi jamarat di Mina. Lalu, jalur di Mina tidak oleh dilewati mobil golf.

Pemerintah Arab Saudi juga telah menyampaikan permintaan maaf kepada Menag Yaqut Cholil Qoumas atas beberapa masalah tersebut.

Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi bersama Kementerian Agama RI sepakat untuk melakukan investigasi atas persoalan yang muncul selama Armina.

Di kesempatan itu, Menag meminta perbaikan, yaitu meliputi perbaikan bus taraddudi, pernyediaan kipas di Muzdalifah untuk mengatasi cuaca panas, ada jalur khusus lansia dan disabilitas, serta pasokan air di Arafah dan Mina.***

Pos terkait