Fajarasia.id – Perum Bulog menyampaikan mendapat penugasan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyalurkan 200 ribu ton beras untuk dijual secara komersial kepada penggilingan padi dan distributor guna menekan harga eceran tertinggi (HET) beras premium di angka Rp13.900.
“Jadi dialihkan sekitar 200 ribu ton lalu kita jual secara komersil. Siapa yang boleh dapat? Yang bisa itu adalah penggilingan-penggilingan padi, distributor atau pengusaha yang punya punya brand-brand beras,” kata Febby dalam sebuah sesi diskusi di Gedung Ombudsman RI, Jakarta Selatan pada Sabtu (18/11).
Lebih lanjut, Febby menerangkan pihak penggilingan padi dan distributor penerima beras komersial diwajibkan memenuhi syarat dari Perum Bulog yaitu bersedia menjual beras premium tidak melampaui HET Rp13.900 per kilogram.
“Mereka harus bersedia tidak boleh menjual di atas HET premium, ga boleh di atas Rp13.900. Kami bekerja sama ketat dengan Satgas Pangan untuk mengawal ini semua,” ungkap Febby.
Beras komersial tersebut, kata Febby, dapat dijual langsung sebanyak 50 kilogram dan dapat dicampur atau dilakukan pengantongan ulang (rebagging) untuk menyesuaikan dengan preferensi konsumen.
“Soalnya memang beras-beras seperti dari Thailand dan Vietnam itu kan untuk taste kita agak pera, bukannya jelek. Memang harus dicampur dengan beras-beras dalam negeri sehingga beras itu nanti bisa sesuai preferensinya,” tutur Febby.
Diketahui, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyiapkan strategi untuk menjaga kestabilan harga beras. Di antaranya dengan membanjiri pasar dengan beras dari Perum Bulog dan menyalurkannya ke penggilingan padi.
Adapun stok beras komersial Bulog sebanyak 200 ribu ton akan dikucurkan langsung ke penggilingan padi secara nasional. Langkah itu melengkapi upaya-upaya intervensi pemerintah yang telah digencarkan selama ini demi percepatan penurunan harga beras yang masih berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
Data Panel Harga Bapanas pada hari ini menunjukkan harga beras premium rata-rata nasional sebesar Rp.15.000 per kilogram di mana harga tertinggi tercatat berada di Papua yaitu Rp18.230 per kilogram dan harga terendah berada di Sulawesi Selatan yaitu Rp13.920 per kilogram.***